
4 Dapur Legendaris Zaman Belanda di Kota Bandung
Bandung menyimpan banyak cita rasa hidangan yang hadir dari dapur kuliner, termasuk dapur legendaris yang ada sejak zaman Hindia Belanda. Tak mengherankan, jika Bandung dikenal sebagai kota kuliner, bahkan hingga sekarang.
Tak hanya lokal, cita rasa yang menggugah selera dari kota ini juga menghadirkan beragam sajian ala Barat, mulai kue hingga makanan lengkap.
Meski dapur legendaris di Kota Bandung sudah ada yang berganti pemilik atau nama, tetapi cita rasa sajiannya tetap terjaga hingga saat ini. Berikut Kelas Garasi sajikan profil singkat 4 dapur legendaris di Kota Bandung yang sudah puluhan, bahkan lebih dari 100 tahun beroperasi.
1. Bandoengsche Melk Centrale (BMC)
Jl. Aceh No. 30
Dapur kuliner legendaris yang pertama adalah Bandoengsche Melk Centrale (BMC). Tempat kuliner yang awalnya pusat susu Bandung ini didirikan oleh The Dutch Boers dan telah beroperasi sejak 1928.
Saat itu, kehadiran BMC dilatarbelakangi oleh meningkatnya produksi susu dari sejumlah peternakan sapi perah di Bandung dan sekitarnya, seperti Lembang. Tempat ini pun difungsikan menjadi satu-satunya koperasi pusat pengolahan susu berteknologi tinggi pada zaman Hindia Belanda.
Menempati bangunan lawas bergaya arsitektur Art Deco Geometric yang dibangun pada 1925, dapur BMC menyimpan sajian lezat yang beragam, baik lokal maupun menu Barat. Cordon bleu, steak, yoghurt, western food adalah beberapa menu lezat di restoran ini.
2. Kopi Purnama
Jalan Alkateri No. 22
Jauh sebelum kedai kopi ramai seperti zaman now, di Kota Bandung sudah ada tempat ngopi yang terkenal. Namanya, Chang Chong Se yang sudah buka sejak 1930.
“Chang Chong Se” yang berarti silakan mencoba dirintis oleh pengusaha Tionghoa asal Medan Jong A. Tong yang merantau ke Bandung. Nama Warung Kopi Purnama digunakan sejak 1966 seiring kebijakan pemerintah yang mengharuskan setiap usaha memakai nama Indonesia.
Kini, usaha dikelola oleh generasi ke-4 dan menu yang menjadi andalan di sini tak berubah sedari dulu. Selain kopi susu, menu favoritnya adalah roti srikaya yang lezat. Jika berkesempatan go.out.bdg lalu ngopi di sini, akan terlihat sejumlah perangkat mebel jadul, semisal kursi dan meja.
3. Sumber Hidangan
Jalan Braga No. 20
Toko Roti Sumber Hidangan mulanya bernama “Het Snoephuis” atau Rumah Manis. Sudah ada sejak 1929, toko ini sangat dikenal oleh pribumi dan bule-bule Eropa khususnya Belanda yang dulu tinggal di Bandung. Selain roti, sesuai namanya Sumber Hidangan menjual aneka kudapan manis lainnya, seperti cake dan kue kering ala Belanda.
Jika toko berganti nama keindonesiaan, lain kisahnya dengan nama-nama roti dan kue yang masih menggunakan bahasa Belanda. Croissant, doublet, ananastaart, ontbijtkoek, kreentenbrood dan saucijsbrood, misalnya.
Pengunjung atau pembeli yang datang ke tempat ngemil ini akan melihat interior dan mebel lawas plus perabot antik lainnya, seperti mesin kasir dan timbangan meja.
4. Braga Permai
Jl. Braga No. 58
Sebermula, restoran elite milik L. van Bogerijen ini dibuka pada 1918 di sudut utara Bragaweg (kini Jalan Braga) dan Oude Hospitalweg (Jalan Lembong). Pada 1923, ia mengalihkan restorannya dan menempati bangunan baru di Jalan Braga.
Bangunan baru restoran bergaya arsitektur rumah tradisional Eropa dan dihiasi sebuah ornamen yang tak ada di tempat usaha lain. Ornamen tersebut adalah lambang supremasi Kerajaan Belanda.
Boleh dikata, Maison Bogerijen adalah restoran mewah pada masanya. Konon, hidangan istimewa dengan menu-menu khas kerajaan di restoran ini tidak dapat ditemukan di tempat lain. Sebab, restoran ini satu-satunya yang punya izin membuat kue khas Kerajaan Belanda, seperti Koningin Emma Taart dan Wilhelmina Taart. Menu andalan lainnya “glacier” (es krim), “cuisinier” (makanan utama), “confisuer” (makanan manis) dan “pattisier” (kue-kue).*
Bidik juga: