Skip links
Workshop fotografi semarak budaya

Workshop Fotografi “Semarak Budaya” Hidupkan Warisan Budaya Melalui Cerita dan Gambar

Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia menyelenggarakan workshop fotografi bertajuk “Semarak Budaya” di Hotel Savoy Homann, Kota Bandung, Ahad, 22 Juni 2024. Acara ini salah satunya dilatarbelakangi bahwa saat ini budaya Indonesia memerlukan visualisasi yang menarik sehingga dapat diwariskan kepada generasi mendatang.

Guna menghidupkan warisan budaya Indonesia, Komisi X DPR RI mendukung penuh kegiatan tersebut bekerja sama dengan Kelas Garasi. Kelas Garasi adalah ruang industri kreatif yang didirikan dengan fokus pada media penyampaian wawasan, informasi, dan pengetahuan khususnya di subsektor ekonomi kreatif khususnya fotografi.

Dalam sambutannya melalui video, Ketua Komisi X DPR RI Dr. Ir. Hetifah Sjaifudian menyampaikan, kebudayaan bukan sekadar warisan. Namun, lebih dari itu, kebudayaan bisa menjadi media atau jembatan antargenerasi.

Melalui fotografi, Hetifah berharap, budaya tak lekang oleh waktu sehingga bisa diwariskan kepada semua generasi.

“Kebudayaan adalah aset negara. Oleh karena itu, fotografi bisa menjadi alat untuk mengabadikan kebudayaan sehingga bisa membangkitkan rasa cinta terhadap budaya di kalangan anak muda. Terlebih, konten media sosial disukai anak muda,” tutur Hetifah.

Pada kesempatan itu, Hetifah juga mengapresiasi acara seperti workshop fotografi tentang kebudayaan yang melibatkan kawula muda. “Semoga acara workshop ini memberikan perspektif baru dalam melestarikan budaya bangsa,” katanya.

Workshop fotografi

Workshop fotografi “Semarak Budaya” menghadirkan narasumber seorang fotografer profesional sekaligus pendiri Kelas Garasi, Dudi Sugandi. Sebanyak 80 peserta mengikuti rangkaian acara workshop fotografi yang dimulai pukul 9.00 hingga 11.00. Para peserta yang hadir datang dari berbagai kalangan, mulai dari pelajar, mahasiswa, pegiat media sosial, dan komunitas fotografi.

“Fotografi memberikan cara bagaimana kita mendokumentasikan budaya sehingga memiliki nilai dan menarik di mata generasi muda,” ujar Dudi. Menurutnya, fotografi bisa menjadi pintu masuk ke semua sektor kehidupan, termasuk budaya.

Itulah mengapa, kata dia, agar hasilnya maksimal kita harus memahami fotografi sehingga tujuan memvisualisasikan budaya bisa tercapai. Ia pun menekankan pentingnya promosi budaya melalui fotografi agar budaya bisa diwariskan antargenerasi.

Selain memperoleh materi fotografi budaya, seluruh peserta juga mendapat kesempatan praktik memotret di kawasan Hotel Savoy Homann. Adapun objek foto atau modelnya adalah tiga penari jaipong lengkap dengan pakaian menarinya.*

Bidik juga:

Adventure Photo Hunting: Lensa Pelangi di Lembur Katumbiri

Leave a comment