Skip links
Rumah Bersejarah Inggit Ganarsih

Rumah Inggit Garnasih, Saksi Bisu Perjuangan Soekarno

Rumah Bersejarah Inggit Garnasih adalah salah satu tempat yang menjadi saksi bisu perjuangan Soekarno di Bandung. Secara administratif, rumah ini berada di Kelurahan Nyengseret, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung.

Dari Masjid Agung Bandung, Pendopo Bandung, dan Alun-alun Bandung berjarak kurang dari tiga kilometer.

Saat ini, Rumah Inggit Garnasih tercatat sebagai bagunan cagar budaya menurut Undang-Undang RI No. 5 Tahun 1992. Oleh karena itu, pemerintah melindungi dan melestarikan rumah yang kaya nilai sejarah bagi bangsa dan negara Indonesia tersebut.

Ya, di rumah inilah tokoh besar bangsa Indonesia—Soekarno—menempa hidupnya hingga menjadi sosok yang disegani, bahkan di dunia internasional. Bukan cuma itu, rumah mungil tapi anggun tersebut juga pernah menjadi saksi bisu perjuangan berbagai tokoh bangsa.

Sebut saja Agus Salim, Ki Hajar Dewantoro, HOS Tjokroaminoto, Kyai Haji Mas Mansur, Mohammad Hatta, Mohammad Yamin, Ali Sastroamidjojo, Otto Iskandardinata, Dr. Soetomo, M.H. Thamrin, dan Abdoel Moeis. Para intelektual tersebut berdiskusi di rumah ini untuk menciptakan satu rasa dalam membangun bangsa serta mewujudkan cita-cita kemerdekaan bangsa.

Sekelumit kisah Inggit

Demi penyelamatan aset sejarah dan kebesaran hati dan jiwa keluarga besar Inggit Garnasih, rumah bersejarah tersebut diserahkan kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Rumah Bersejarah Inggit Garnasih, bahkan dikembangkan dalam bingkai Pusat Studi Peranan Kaum Ibu dalam Perjuangan Bangsa. Hal ini bertujuan untuk menumbuhkembangkan jiwa patriotisme dan nasionalisme pada generasi muda Indonesia.

Salah satu perjuangan Inggit yang tak bisa dilupakan adalah ketika Soekarno dipenjara di LP Banceuy dan Sukamiskin.  Di rumah itu, sebagai istri Inggit berjuang seorang diri untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan kebutuhan sang suami—Soekarno—selama dipenjara.

Inggit memenuhi kebutuhan hidupnya dengan melakukan berbagai pekerjaan, seperti menjahit baju, menjual bedak, rokok, dan menjadi agen sabun dan cangkul kecil-kecilan.

Inggit Garnasih lahir di Desa Kamasan, Banjaran, Kabupaten Bandung, 17 Februari 1888 dari pasangan Ardipan dan Ny. Amsi. Kedua orang tuanya memberikan nama itu dengan penuh makna dan harapan, kelak menjadi anak yang tegar, segar, menghidupkan dan penuh kasih sayang.*

Foto: jabarprov.go.id

Bidik juga:

Pendopo, Saksi Bisu Perjalanan Bandung dari Masa ke Masa

Leave a comment