
Mengenang 70 Tahun Konferensi Asia Afrika
Penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika (KAA) 18-24 April 1955 di Kota Bandung layak ditorehkan dengan tinta emas. Konferensi telah membakar semangat dan menambah kekuatan moral para pejuang bangsa Asia Afrika yang saat itu banyak yang tengah memperjuangkan kemerdekaannya. Konferensi yang dibuka resmi pada Senin 18 April 1955 berhasil menumbuhkan semangat solidaritas di antara negara Asia Afrika.
Hari itu, sejak fajar menyingsing, telah nampak kesibukan di Kota Bandung terutama di bilangan pusat kota. Sejak pukul 07.00 sepanjang Jalan Asia Afrika mulai dari Hotel Preanger hingga kantor pos dipadati masyarakat Bandung yang hendak menyambut dan menyaksikan para delegasi. Sementara itu petugas keamanan dari tentara dan polisi telah siap menjaga keamanan dan ketertiban.
The Bandung Walks
Sekira pukul 08.30, para delegasi berjalan meninggalkan Hotel Homann dan Hotel Preanger menuju Gedung Merdeka secara berkelompok. Mereka akan menghadiri pembukaan Konferensi Asia Afrika. Banyak di antara mereka yang mengenakan pakaian nasional masing-masing yang beraneka warna dan corak. Mereka disambut tepuk tangan dan sorak-sorai riang gembira.
Perjalanan para delegasi dari Hotel Homann dan Hotel Preanger itu kemudian dikenal dengan ama “Langkah Bersejarah” (The Bandung Walks). Sekira pukul 09.00, para delegasi masuk ke Gedung Merdeka.
Konferensi melahirkan pernyataan politik berisi prinsip-prinsip dasar dalam usaha memajukan perdamaian dan kerjasama dunia yang dikenal dengan Dasasila Bandung. Pada pembukaan, Presiden Soekarno membacakan pidato berjudul “Let a New Asia and a New Africa be Born” (Mari kita lahirkan Asia baru dan Afrika baru).
Untuk kebutuhan penyelenggaraan konferensi yang dihadiri 29 negara itu, Kota Bandung mempersiapkan berbagai sarana. Gedung Concordia (Gedung Merdeka) dan Gedung Dana Pensiun (Gedung Dwi Warna) dipersiapkan sebagai tempat konferensi. Hotel Homann, Hotel Preanger, dan 12 hotel lainnya serta 31 bungalo di sepanjang Jalan Cipaganti, Lembang, dan Ciumbuleuit, dipersiapkan sebagai akomodasi peserta yang berjumlah 1.500 orang.
Akomodasi lainnya dipersiapkan khusus bagi sekira 500 pewarta dalam dan luar negeri. Kebutuhan transportasi dilayani dengan 143 mobil sedan, 30 taksi, 20 bus dengan jumlah sopir 230 orang. Bahan bakar yang disediakan mencapai 350 ton bensin setiap hari dengan cadangan 175 ton bensin.*
Sumber: asianafricanmuseum.org
Foto: Gedung Merdeka (Dudi Sugandi)
Bidik juga: