
Mengenal Cikapundung, “Sungai Terpanjang di Dunia” di Bandung
Sungai Cikapundung disebut-sebut sebagai sungai terpanjang di dunia karena membelah Asia–Afrika. Tentu saja hal tersebut sekadar gurauan karena sungai ini memang melintasi Jalan Asia–Afrika, salah satu kawasan ikon Kota Bandung.
Cikapundung berasal dari kata dalam bahasa Sunda, yaitu ”ci” yang berarti air (cai = ci) dan nama sejenis buah-buahan “kapundung” (Baccaurea racemosa).
Zaman dulu, pamor sungai ikonik ini begitu penting bagi masyarakat Parijs van Java. Tak mengherankan, pada 1960-an nama sungai ini diabadikan dalam lirik lagu yang dipopulerkan penyanyi legendaris Titim Fatimah: “Cikapundung”! Pun dalam lagu “Sorban Palid” yang dipopulerkan oleh Nining Meida.
Menurut catatan geologi, Sungai Cikapundung termasuk sungai purba. Sungai ini panjangnya 28 kilometer dari hulu di sekitar Gunung Bukit Tunggul dan Gunung Pangparang di Desa Panjalu, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung.
Sungai mengalir ke barat dan di wilayah Lembang atau Curug Omas, Kabupaten Bandung Barat, sungai ini bertemu dengan Sungai Cigulung yang berhulu di Gunung Tangkuban Parahu. Dari pertemuan sungai tersebut, aliran Sungai Cikapundung berbelok, mengalir ke selatan dan bermuara di Sungai Citarum, sungai terpanjang di Jawa Barat.
Mengutip dari citarumharum.jabarprov.go.id, Sungai Cikapundung sebagai sub-DAS Citarum memiliki luas 434,43 kilometer persegi, meliputi Kabupaten Bandung Barat, Kota Bandung, dan Kabupaten Bandung. Anak sungainya meliputi Cipanjalu, Cigulung, Ciumbuleuit, Cipaganti, Cipalasari, dan Cikapundung Kolot.
Pemanfaatan sungai
Pemanfaatan utama Sungai Cikapundung adalah sebagai drainase, objek wisata, dan air baku terutama di bagian hulu. Objek wisata di sepanjang aliran sungai ini antara lain Curug Omas, Curug Dago, Kebun Binatang, Teras Cikapundung, dan Cikapundung Riverspot.
Sedikitnya ada tiga instalasi penyedia air baku yang menyuplai air minum di Kota Bandung hingga mencapai 3.700 liter/detik. Beberapa air terjun yang ada dmanfaatkan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air, bahkan sejak masa Pemerintah Hindia Belanda tepatnya pada 1923. Adapun dua pembangkit yang berkontribusi berada di Bengkok dengan kapasitas 3×1050 KW dan Dago 1×700 KW.
Bagi Kota Bandung, Sungai Cikapundung adalah salah satu sumber air bersih untuk warganya. Saat ini, PDAM Tirtawening Kota Bandung memanfaatkannya sebagai sumber air bersih. Debit yang diambil 840 liter/detik, 200 liter/detik kemudian diolah di instalasi pengolahan Badaksinga. Selain itu, 600 liter/detik diolah di instalasi pengolahan Dago Pakar dan 40 liter/detik diolah di Mini Plant Dago Pakar.
Permasalahan
Sungai yang kerap dijadikan tempat kukuyaan beberapa kali kebanjiran sejak masa Pemerintah Hindia Belanda hingga menjelang kemerdekaan Republik Indonesia 1945. Selain menggulirkan program perbaikan bantaran sungai, Pemerintah Hindia Belanda juga membangun lintasan kereta api atau viaduk di atas sungai ini dan jalan raya pada 1939.
Terakhir, Sungai Cikapundung juga meluap pada Kamis, 11 Januari 2024 dan mengakibatkan banjir yang cukup parah. Permasalahan lainnya adalah sungai yang menjadi urat nadi Kota Bandung ini masih tercemar limbah dan sampah.*
Bidik juga: