
Menenangkan, Lepas Penat di Kawasan Konservasi Tahura Djuanda
Taman Hutan Raya (Tahura) Djuanda di bilangan Dago boleh jadi masuk daftar tempat healing dan menenangkan pikiran Anda. Ya, hutan konservasi di Bandung ini memiliki banyak spot menarik yang bisa membuat hati dan pikiran menjadi adem.
Melepas penat di hutan yang tak jauh dari pusat Kota Bandung ini memang mengasyikkan. Sebagai kawasan konservasi, Tahura Djuanda memiliki daya tarik yang luar biasa. Bukan hanya menawarkan panorama yang menyejukkan, tetapi juga sejarah dan wawasan pendidikan bagi pengunjung.
Tak mengherankan juga, keeksotisan alam dan keanekaragaman flora dan fauna yang terpelihara di seputar kawasan menjadi magnet tersendiri. Terlebih, di Bandung, kawasan konservasi seperti ini tidak banyak.
Secara kewilayahan, Tahura Djuanda berada di tiga wilayah administratif, yaitu Kota Bandung, Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Bandung Barat. Untuk bisa ke Tahura Djuanda, ada beberapa akses yang dapat ditempuh, antara lain lewat Dago Pakar dan Maribaya.
Pengunjung atau wisatawan bisa datang ke lokasi sambil berolahraga atau sekadar jalan-jalan menikmati hawa sejuk hutan konservasi tersebut. Terhampar di ketinggian 770 s.d. 1.330 meter mdpl, hutan ini berhawa sejuk dengan kelembapan 70% hingga 90%.
Wisata alam dan edukasi
Tahura Djuanda yang juga berfungsi sebagai paru-paru kota dan kawasan pelestarian alam memiliki ribuan jenis tumbuhan. Di areal seluas 526,98 hektare taman hutan ini terdapat beragam jenis flora, baik dari dalam maupun luar negeri. Semua itu bisa dijumpai di blok koleksi tanaman (arboretum) seluas 30 hektare. Saat ini, di blok tersebut ada sekitar 40 famili dan 112 spesies dengan total mencapai 250 pohon. Beragam flora asal benua Asia, Afrika, dan Amerika tumbuh, berkembang secara berdampingan dengan flora dan fauna asli Indonesia.
Di dalam kawasan Tahura Djuanda ada sejumlah objek wisata menarik yang sayang dilewatkan. Dengan tiket masuk Rp17.000, pengunjung bisa menikmati Curug Dago, Curug Omas, Curug Koleang, Curug Kidang, Curug Lalay dan Tebing Keraton. Jika Anda menyukai sejarah, tak ada salahnya mengunjungi Goa Belanda dan Goa Jepang. Selain itu, pengelola Tahura Djuanda juga menyediakan area berkemah dan penangkaran rusa.*
Bidik juga: