Skip links
Jalan Lembong

Menelusuri Jalan Lembong dan Kisah Pilunya

Jalan Lembong di Kota Bandung adalah salah satu nama jalan populer dan tak jauh dari pusat kota. Namun, kepopuleran jalan ini tak lepas dari kisah pilu yang pernah terjadi di sana, peristiwa 23 Januari 1950.

Suasana Jalan Lembong boleh dibilang asri karena banyak pohon peneduh di tepinya. Beberapa gedung tinggi dan mal (kini jadi rumah sakit) dibangun di sana. Satu bangunan heritage yang difungsikan sebagai Markas Bintaldam III/Siliwangi tampak terawat dengan apik dan bersih.

Lantas, dari mana asal nama itu?

Asal

Dulu, jalan ini bernama Oude Hospitaalweg (Jalan Rumah Sakit Lama) karena ada rumah sakit di kompleks Kejaksaan Girang. Pada masa pertengahan pasca-Indonesia merdeka, namanya berubah menjadi Jalan Bungsu.

Tak lama setelah itu, atas usulan masyarakat Manado di Kota Bandung, nama jalan kembali berubah. Diresmikanlah nama Jalan Lembong dan tidak berubah hingga saat ini. Hal tersebut guna mengingatkan masyarakat terhadap perjuangan dan pengorbanan pejuang Adolf Gustaaf Lembong.

Peristiwa Jalan Lembong

Adolf Gustaaf Lembong adalah seorang pejuang. Sayangnya, pengorbanannya terhenti saat mempertahankan gedung milik tentara Indonesia Divisi Siliwangi di Oude Hospitaalweg.

Siapa sangka pada 23 Januari 23 1950, gedung markas TNI itu diserbu gerombolan yang dikenal sebagai APRA (Angkatan Perang Ratu Adil). Organisasi ilegal ini berada di bawah pimpinan Raymon Westerling, mantan Kapten KNIL (Koningklijk Nederlands Indisch Leger/ Tentara Kerajaan Hindia Belanda).

Tentara APRA melakukan serangan tiba-tiba dan membabi buta yang mengakibatkan 78 prajurit TNI gugur. Saat itu, Lembong yang berpangkat Letkol TNI gugur di tangan tentara Westerling. Ia gugur pada usia 39 tahun. Oleh karena pengorbannya tersebut, namanya diabadikan pada satu nama jalan tempat terakhirnya berjuang untuk Indonesia.

Lokasi dan museum

Jalan Lembong berada tak jauh dari Jalan Braga dan lokasi administratifnya di Kecamatan Sumur Bandung, Kota Bandung. Di ruas jalan ini, masih berdiri kokoh bangunan yang menjadi saksi bisu Peristiwa Penghianatan APRA di Bandung, yaitu Gedung Bintaldam III/Siliwangi. Salah satu ruang gedung ini difungsikan sebagai Museum Mandala Wangsit Siliwangi.*

Bidik juga:

Jalan Lembong Bandung, Saksi Bisu Pemberontakan APRA 1950

Leave a comment