
Mata Fotografi
Photography atau fotografi (dalam bahasa Indonesia), berasal dari bahasa Yunani “photos dan grafos” yang artinya “melukis dengan cahaya”. Artinya, selama ada cahaya atau sinar yang kita lihat, kita bisa melakukan proses fotografi atau pemotretan.
Fotografi adalah membuat imajinasi menjadi realitas visual. Oleh karena itu, di dalam fotografi, ada dua unsur penting yang harus diperhatikan, yaitu unsur teknis dan nonteknis. Unsur teknis menyangkut alat dan nonteknis menyangkut cara, konsep, ataupun metode memotretnya.
Jadi, dalam fotografi itu hal yang berbicara adalah imajinasi dan perangkat fotografinya. Kuasai alat dahulu, setelah itu kita akan dengan mudah berimajinasi ingin menghasilkan foto seperti apa. Semakin mahir semakin mudah pula memvisualkan imajinasi-imajinasi yang diinginkan.
Dalam pengantar ini, saya tidak akan membahas unsur teknisnya. Mengapa? Karena saat ini memotret sudah serbaotomatis, tinggal bidik jepret dan jadilah karya tanpa harus mengatur teknis alatnya. Semua bisa langsung dipraktikkan dan di sini lebih berbicara masalah nonteknis, seperti metode memotret dan hal lainnya.
Sebelum ditemukannya kamera digital, faktor teknis menguasai lebih dari 50 persen. Maksudnya, si pemotret harus menguasai dulu teknis pemotretan, seperti memahami fungsi lensa, kamera, dan hal detail lainnya. Selain itu, harus paham apa itu diafragma, shutterspeed, ISO, karakterikstik film, dan lainnya, termasuk saat memotret fokus atau tidak fokus. Oleh karena itu, hingga awal tahun 2000 tak banyak orang yang memilih menjadi fotografer karena mahalnya alat dan rumit belajarnya.
Namun, seiring dengan perkembangan zaman, urusan teknis menjadi berkurang. Hal tersebut antara lain karena pengaruh perkembangan teknologi. Saat ini, seseorang yang tidak mengerti fotografi pun bisa memotret dengan baik. Terlebih, perkembangan media sosial yang membuat fotografi semakin dekat dengan semua orang dan kebiasaannya menjadi keseharian.
Kebiasaan memotret saat ini menjadi aktivitas semua orang yang bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja. Dan yang penting, tidak harus dengan kamera, bahkan menjadi fotografer dulu.
Pesan fotografi
Zaman berubah dan fotografi pun tidak melulu urusan teknis semata. Gambar yang bagus tidak hanya didapat dari teknis yang mumpuni semata.
Foto yang bagus tergabung dari beberapa elemen yang saling melengkapi. Jadi, selain dari isi pesan juga momen yang diambilnya. Karena fotografi adalah bagian dari dokumentasi visual maka momen menjadi bagian yang penting. Bagus saja tidak cukup, karya foto harus juga memiliki pesan yang kuat agar menempel di benak atau ingatan yang melihatnya.
“Karya fotografi merupakan hasil dari cara berpikir seseorang.”
Ada 1000 kamera yang dibagikan kepada orang-orang untuk memotret benda yang sama. Tentu, akan ada 1000 hasil yang berbeda pula dari setiap mata yang melihatnya. Cara pandang fotografi setiap orang berbeda tergantung dari latar belakang orang tersebut. Yang membedakan seorang fotografer dengan yang lainnya terletak pada matanya.
Nah, untuk mengasah mata ini sering-seringlah jalan-jalan, melihat alam yang indah, belajar dari foto-foto yang menarik, dan banyak disukai. Saat ini, peran instagram pun sangat berpengaruh sebagai salah satu tempat untuk melihat foto-foto yang indah.*
Penulis: Dudi Sugandi – Fotografer & Pendiri Kelas Garasi