Skip links
Gedung Sate Kelas Garasi

Ketika Tentara Sekutu Menyerbu Gedung Sate …

Tentara Sekutu—dalam catatan sejarah—pernah menyerbu dan merebut Gedung Sate, gedung heritage kebanggaan warga Bandung dan Jawa Barat. Peristiwa ini terjadi tepat 78 tahun lalu, 3 Desember 1945.

Ultimatum Brigjen  Mac Donald pada 27 November 1945 melatarbelakangi penyerbuan ke Governement Bedrijven. Isi ultimatum yang ditujukan kepada penduduk Bandung itu berisi agar selambat-lambatnya 29 November 1945 pukul 12.00, unsur-unsur bersenjata Republik Indonesia sudah meninggalkan Bandung utara.

Saat itu, bagian utara dan selatan demarkasinya adalah rel kereta api yang membelah Kota Bandung dan Gedung Sate berada di bagian utara.

Lily Sumantri menceritakan dalam “Bunga Rampai” catatan peristiwa mengenang kembali masa pendudukan Jepang dan perjuangan menuntut kemerdekaan Indonesia. Dalam kesempatan Bandung terbagi dua itu, ribuan orang Cina mengungsi ke bagian utara dengan perlindungan tentara Sekutu dan pasukan Netherlands Indies Civil Administration (NICA).

Bandung bagian utara dianggap sebagai kekuasaan Inggris. Kecuali, beberapa kantor pemerintahan, seperti Balai Besar Kereta Api, Jawatan PTT dan Kantor Departemen Perhubungan dan Pekerjaan Umum di Gedung Sate.

Betul, ultimatum Mac Donald tak diindahkan sehingga memicu kemarahan Inggris. Enam hari dari ultimatum, tepatnya 3 Desember 1945, tentara Sekutu menyerbu Gedung Sate sekira pukul satu dini hari. Waktu pernyerbuan itu, gedung pemerintahan ini hanya dipertahankan oleh sekitar 21 orang yang terhimpun dalam Gerakan Pemuda PU.

Lily menceritakan, para pemuda dibantu satu peleton pasukan TKR (Tentara Keamanan Rakyat) dari Kompi Poniman dan satu peleton dari Kompi Sudjana. Namun, bantuan pasukan ini tak berlangsung lama.

Vuur contact

Pertempuran pun berkecamuk.  Namun, ini adalah vuur contact yang tak seimbang. Pasukan Sekutu (Gurkha) menyerbu dan menyerang dengan menggunakan senjata modern dan otomatis, sedangkan para pemuda PU mengandalkan persenjataan yang minim.

Semangat pantang menyerah memotivasi para pemuda melakukan perlawanan mati-matian hingga tetes darah penghabisan sekalipun bertaruh nyawa. Unggul dari sisi jumlah dan persenjataan, akhirnya pihak Sekutu berhasil merebut Gedung Sate.

Tujuh pemuda gugur dalam pertempuran tersebut dan pihak Sekutu menguburkannya di halaman gedung. Mereka adalah Suhodo, Didi, dan Muchtaruddin yang dimakamkan kembali di Taman Makam Pahlawan Cikutra. Sementara jenazah Rana, Subengat, Surjono, dan Susilo tidak ditemukan.

Peristiwa 3 Desember 1945 ini tercatat dalam sejarah perjuangan bangsa dalam mempertahankan kemerdekaan khususnya sejarah perkembangan Departemen Pekerjaan Umum. Peristiwa ini diperingati sebagai Hari Kebaktian Pekerjaan Umum. Untuk mengenang peristiwa ini, Departemen Pekerjaan Umum membangun monumen di halaman Gedung Sate.*

Bidik juga: Fakta Menarik Gedung Sate, Banyak yang Belum Tahu

Leave a comment