Skip links
Kampung Cibunut Bandung.

Kampung Cibunut, Penuh Warna dan Indah Dipandang Mata

Kampung Cibunut di Kota Bandung memang penuh warna dan indah dipandang mata, artistik, sarat kreativitas, dan edukatif. Jalan-jalan ke kampung ini rasanya tak akan bosan sebab begitu banyak visual yang memanjakan mata di sekeliling wilayahnya.

Betul, kampung ini sudah menjadi salah satu destinasi wisata jalan kaki yang menarik di tengah Parijs van Java. Kita bisa menyambangi kampung kreatif yang berada di RW 7 Kelurahan Kebon Pisang Kecamatan Sumur Bandung dengan mudah lewat Jalan Sunda. Tak jauh dari pertemuan Jalan Sunda dan Jalan Veteran, jalan masuk ke kampung ini sudah di depan mata.

Kenyataannya, akses jalan utama masuk ke Kampung Cibunut memang sedikit lebih lebar daripada jalan yang tersebar di dalam pemukiman. Oleh karena itu, hanya sepeda motor dan gerobak yang bisa keluar-masuk dan lalu lalang di pelosok gang. Itu pun tak bisa leluasa dan melaju begitu saja. Tak mengherankan, sebagian orang Bandung menyebut gang sempit semacam ini dengan istilah gang senggol atau gang punten (permisi).

Kampung Cibunut adalah salah satu wilayah pemukiman terpadat di Kota Bandung. Saking padatnya, kadang-kadang orang luar atau tamu warga banyak yang “tersesat” di gang yang sempit itu. Jika kita berencana menjelajah sebaiknya menyimak dulu denah dan informasi tentang kampung ini yang dipampang di muka Sekretariat RW di sekitar jalan utama.

Artistik penuh warna

Dari data yang ada, diketahui total luas wilayah kampung ini mencapai 31.478 meter persegi yang mencakup sembilan rukun tetangga. Lantas, apa yang unik sehingga menjadikannya artistik?

Tembok rumah di setiap rukun tetangga berwarna sama, terkecuali fasilitas umum seperti sekolah dan masjid. Dengan demikian, ada sembilan warna dominan yang melekat pada tembok rumah warga kampung ini, sesuai dengan jumlah rukun tetangga.

Selain hijau dan biru, ada kuning, merah, ungu, jingga, merah muda, hijau muda, dan biru muda. Salah satu maksud penyeragaman warna tembok rumah tiap rukun tetangga ini untuk memudahkan orang luar yang akan mencari alamat.

Hal yang membuatnya semakin artistik dan estetik adalah dinding rumah-rumah digambar dengan tema tertentu atas kreativitas warga. Sebagai contoh, tembok rumah di RT 5 diberi warna merah dengan tema permainan anak dan lingkungan. Kita bisa melihat gambar sejumlah permainan tradisional di tembok merah tersebut, seperti égrang, sondah, congklak, gasing, dan layang-layang. Jadi, jika kita mencari rumah dengan alamat di RT 5 maka kita cukup mencari rumah yang bertembok merah.

Di luar kreativitas seni dan visual, Kampung Cibunut juga terkenal karena aktivitas pro-lingkungan, yaitu penerapan konsep zero waste dan pemilahan sampah yang benar. Di ujung batas wilayah timur di dekat aliran Sungai Cibunut, ada sebuah pojok sebagai pusat informasi tentang lingkungan kampung ini.

Kelompok Swadaya Masyarakat “Orang Hebat Sadar Lingkungan” (KSM Oh Darling) yang dibentuk masyarakat setempat mampu mengubah lingkungan menjadi lebih baik. Selain aktif menggerakkan proses pemilahan sampah, ada juga biodigester, komposter, dan urban farming.

Ibarat labirin, menjelajah Kampung Cibunut seperti menyusuri lorong yang tiada ujung. Namun, The Power of Collaboration yang menjadi spirit warga dalam membangun daerahnya telah membuat kampung ini lain dari yang lain.*

Bidik juga:

Tips Memilih Lensa yang Tepat untuk Street Photography

Leave a comment