
Kamera Obscura Ternyata Dibuat oleh Ilmuwan Muslim
Selama ini, masih banyak orang yang mengira istilah “kamera obscura” awalnya muncul dari Barat. Ternyata, istilah “kamar gelap” tersebut pertama kali hadir di Basra, salah satu kota besar di Irak. Siapa sangka, orang pertama yang memperkenalkannya adalah ilmuwan Muslim bernama al-Haitham.
Ya, nama lengkapnya Abu Ali-Hasan Ibnu al-Haitham. Dunia mengenal al-Haitham sebagai perintis di bidang optik yang terkenal lewat bukunya, Kitab al-Manazir (Buku Optik).
“Kamera obscura pertama kali dibuat oleh ilmuwan Muslim, Abu Ali-Hasan Ibnu al-Haitham yang lahir di Basra (955-1039 M).” Demikian ditulis oleh Nicholas J Wade dan Stanley Finger dalam karyanya yang berjudul “The Eye as an Optical Instrument: from Camera Obscura to Helmholtz’s Perspective.”
Untuk membuktikan teori dalam bukunya itu, al-Haitham kemudian menyusun Al-Bayt Al-Muzlim atau yang dikenal dengan sebutan kamera obscura (kamar gelap). Kajian ilmu optik berupa kamera obscura itulah yang mendasari kinerja kamera dalam bidang fotografi yang digunakan manusia saat ini.
Dalam kamus Webster, hal tersebut diartikan secara harfiah sebagai “ruang gelap” yang biasanya berupa kertas kardus dengan lubang kecil tempat masuk cahaya. Teori al-Haitam telah mengilhami penemuan film yang berkembang kemudian.
Dalam perkembangannya, istilah kamera obscura diperkenalkan di Barat pada abad ke-16, sekitar 500 tahun setelah penemuan itu. Seorang filsuf sekaligus fisikawan asal Italia yang terpengaruh oleh pemikiran al-Haitham, Cardano Geronimo (1501–1576), mulai mengganti lubang bidik dengan lensa.
Sang penemu
Kata kamera berasal dari bahasa Arab, yakni “qamara” yang dipopulerkan al-Haitham. Ia menempuh pendidikan di Universitas al-Azhar yang didirikan pada masa Kekhalifahan Fatimiyah. Di luar pendidikan formal, ia secara autodidak mempelajari hingga menguasai beragam disiplin ilmu, seperti matematika, pengobatan, falak, dan geometri.
Dia pun secara serius mengkaji seluk-beluk ilmu optik. Al-Haitham telah melahirkan dan mencetuskan berbagai teori tentang ilmu optik. Dialah orang pertama yang menulis dan menemukan banyak data penting yang berkaitan dengan cahaya, dari sekitar 200 judul karyanya.
Salah satu karyanya adalah “Alhazen” yang sangat populer di Barat. Dalam buku itu banyak dijelaskan mengenai ragam cahaya yang muncul saat matahari terbenam. Selain itu, sang jenius Muslim tersebut mencetuskan teori tentang berbagai fenomena fisik, seperti bayangan, gerhana, dan pelangi.
Keberhasilan fenomenal lainnya adalah ia mampu menggambarkan indra penglihatan manusia secara detail dan komprehensif. “Bapak Optik” dunia ini juga mencetuskan teori lensa pembesar yang menjadi pedoman para ilmuwan di Italia untuk menciptakan kaca pembesar pertama di dunia.*
Foto: Kamera obscura (Essential Vermeer)
Bidik juga: