Skip links
Jejak Sukarno Gedung Merdeka

Jejak Sukarno di Kota Bandung (Bagian 3)

Setelah bebas dari LP Sukamiskin pada 31 Desember 1931, Sukarno tak berhenti melakukan perjuangan, menjalani profesinya hingga memproklamasikan kemerdekaan bangsa Indonesia. Tiga bangunan klasik berikut juga menyimpan jejak sejarah Sukarno di Kota Bandung.

Rumah Dinas Wali Kota Bandung

Bicara Rumah Dinas Wali Kota Bandung di Jalan Dalem Kaum No. 56, maka tak bisa dilepaskan dengan Pendopo yang berusia lebih dari 200 tahun. Jika masuk melalui selasar bagian kiri Pendopo akan terlihat bangunan yang disebut Ruang Arab. Bangunan yang terletak di bagian belakang Pendopo tersebut dibangun pada 1935 hasil rancangan Sukarno.

Singkat kata, ini merupakan wujud keinginan bangsa Indonesia agar memiliki kebebasan dan kemerdekaan, dan meninggalkan masa kolonial serta bebas berkarya. Bangunan bergaya arsitektur art-deco tersebut masih terawat dengan baik sampai saat ini.

Gedung Merdeka

Presiden Sukarno menggagas Konferensi Asia Afrika (KAA) yang diselenggarakan di Bandung pada 18–24 April 1955. Dalam pidatonya saat pembukaan konferensi, Sukarno memulai dengan membahas sejarah kebangkitan bangsa-bangsa Asia dan Afrika melawan penjajahan.

Pidato yang menggelora tersebut berjudul “Let a New Asia and Africa be Born”. Salah satu bagian dari isi pidatonya adalah:

“Jadikanlah Konferensi Asia Afrika ini suatu sukses besar, jadikanlah prinsip “hidup dan membiarkan hidup” serta semboyan “persatuan dalam kemacamragaman” kekuatan yang mempersatukan, carilah dalam perbincangan yang bersifat persaudaraan dan bebas yang dapat menjamin bagi masing-masing untuk menjalani kehidupan dengan caranya sendiri dalam harmoni dan suasana damai.”

Sukarno memimpin jalannya konferensi dengan penuh kharisma dan wibawa. Tak hanya itu, ia juga berperan sebagai mediator dalam perdebatan selama konferensi sehingga KAA menghasilkan kesepakatan bersejarah. Kesepakatan tersebut dikenal dengan nama Dasa Sila Bandung.

Hotel Homann

Saat penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika 1955 di Kota Bandung, Sukarno menginap di Hotel Savoy Homann. Selain mewah, lokasi hotel ini dekat dengan Gedung Merdeka sebagai tempat utama konferensi negara Asia dan Afrika tersebut. Namun, ada tokoh lainnya yang menginap di hotel legendaris ini.

Di samping Sukarno, kepala negara atau kepala pemerintahan yang pernah menginap di salah satu hotel tertua di Kota Bandung ini antara lain Perdana Menteri India Jawaharlal Nehru, dan Perdana Menteri Tiongkok Zhou Enlai. Uniknya, ketiga tokoh tersebut menempati nomor kamar yang identik.

Nehru menempati kamar nomor 144 di lantai satu, Sukarno di kamar nomor 244 di lantai dua, dan Zhou Enlai di kamar nomor 344 di lantai 3. Presiden Republik Demokratik Vietnam Ho Chi Minh dan Pangeran Kerajaan Kamboja Norodom Sihanouk juga menginap di hotel yang dirintis oleh seorang imigran Jerman bernama Adolf Homann.*

Foto Gedung Merdeka (Dudi Sugandi)

Bidik juga:

Jejak Sukarno di Kota Bandung (Bagian 2)

Leave a comment