
Jejak Sukarno di Kota Bandung (Bagian 2)
Tiga jejak Sukarno di Kota Bandung berikut ini menyimpan sejarah yang memilukan dan mengharukan. Betapa pengorbanan dan perjuangan yang dilakukannya demi bangsa harus “singgah” dan terpenjara dalam dinding dan gelapnya sel.
Namun, itu adalah bagian dari perjalanan sejarah panjang kiprah Sang Pendiri Bangsa yang lahir pada 6 Juni 1901 di Surabaya.
Lapas Banceuy
Salah satu kenangan jejak perjuangan Sukarno ada di Lapas Banceuy, Jalan Banceuy Nomor 8A. Di sel yang sangat sempit—hanya berukuran 1,5×2,5 meter—Sukarno menyusun pledoi atau pembelaan yang dikenal dengan nama Indonesia Menggugat.
Penjara tersebut menjadi bagian dari sejarah Sukarno beserta kawan seperjuangannya tepatnya pada 29 Desember 1929. Ketika itu, Sukarno bersama tiga rekannya dari PNI yakni Maskoen, Soepriadinata, dan Gatot Mangkoepraja ditangkap di Yogyakarta. Mereka kemudian dijebloskan ke Lapas Banceuy selama kurang lebih 8 bulan.
Sel yang ditempati Sukarno—satu-satunya sel yang tersisa saat ini yakni sel nomor 5—hanya seukuran panjang tubuh orang dewasa. Ia menyebutnya “tak lebih dari peti mayat”. Belum lagi soal makannya. Mengutip dari buku Penyambung Lidah Rakyat, para sipir memberi ransum kepada para tahanan cuma nasi merah dan sambal.
Gedung Indonesia Menggugat
Pada 1930, Landraad menjadi saksi peradilan bagi Sukarno dan kawan-kawan seperjuangannya, yaitu Gatot Mangkupradja, Soepriadinata, dan Maskoen Soemadiredja. Waktu itu, Pemerintah Hindia Belanda mengadili mereka atas tuduhan berencana menggulingkan kekuasaannya.
Menurut beberapa buku sejarah, proses persidangan tersebut berlangsung sekira lima bulan, dalam kurun Agustus hingga Desember 1930. Bung Karno melakukan perlawanan di dalam sidang dan mengeluarkan pledoi atau pembelaan yang berjudul Indonesia Menggugat.
Lapas Sukamiskin
Sebuah kamar berukuran kecil di ujung lorong Lapas Sukamiskin di Jl. AH. Nasuiton pun menjadi saksi bisu perjalanan politik Sukarno di Bandung. Sukarno yang kelak menjadi Presiden Republik Indonesia pernah menempati sel berukuran sekira 3,2×2,5 meter persegi itu.
Sejak 9 Desember 1930, Sukarno menghabiskan hari-harinya di Lapas Sukamiskin. Setahun berselang, Sukarno bebas tepatnya pada 31 Desember 1931 setelah menjalani setengah masa penahanannya. Hingga saat ini, sel Sukarno di lantai atas blok timur nomor TA 01 masih terawat dan terpelihara cukup baik. Di pintu masuk sel tersebut, bahkan tertulis “Bekas Kamar Bung Karno”.*
Foto Gedung Indonesia Menggugat (Dudi Sugandi)
Bidik juga: