
Hotel Homann, Sepotong Kisah Atap Rumbia dan Art Deco
Hotel Savoy Homann di Kota Bandung menyimpan banyak kisah sekaligus saksi bisu perjalanan kota ini sejak dekade ke-8 abad ke-19. Menurut catatan sejarah, salah satu akomodasi tertua di Parijs van Java mulai dirintis seorang imigran Jerman, yaitu Adolf Homann pada 1871.
Sebuah keputusan penting diambil Homann saat memutuskan lokasi bisnis penginapannya di tepi Grote Postweg (Jalan Raya Pos, kini Jalan Asia Afrika). Saat itu, jalur ini boleh dibilang paling ramai dan dekat dengan pusat keramaian, yaitu alun-alun, pendopo, dan masjid di sebelah barat.
Ramainya lalu-lintas di jantung kota ini, bahkan masih bisa kita lihat dan rasakan hingga saat ini. Jalan Asia Afrika tempat Hotel Savoy Homann berdiri memang salah satu jalan utama dan paling terkenal di Kota Bandung.
Mulanya, akomodasi tertua di Bandung berupa tempat menginap sederhana dengan bangunan semipermanen. Waktu itu, penginapan dibangun dengan material sederhana, yaitu gedek bambu dan beratapkan rumbia. Tak bertahan lama, selang lima tahun, manajemen melakukan renovasi dengan mengganti dinding bambu tersebut dengan papan kayu.
Pada 1880, ketika sudah cukup banyak berdiri bangunan permanen di Bandung, seiring perkembangan kota, Hotel Homann pun bersolek. Renovasi besar dilakukan dengan mengubah struktur bangunan dari semipermanen menjadi permanen. Arsitektur bangunan yang muncul bergaya Romantic Baroq. Seiring dengan renovasi tersebut, tempat bermalam ini pun diberi nama Hotel Post Road. Penamaan ini mungkin juga karena lokasinya berada di Jalan Raya Pos.
Dokumentasi gaya bangunan Romantic Baroq hotel ini memang tak banyak ditemukan apalagi hanya bertahan sekitar tiga tahun. Pada 1883, pemilik hotel kembali merenovasi bangunan dan mengubah arsitekturnya menjadi Gothic Revival. Dokumentasi jadul paling populer arsitektur bangunan ini sekitar 1920-an dengan dua orang pengendara sepeda tua melintas dan dua pejalan kaki berjalan di depan hotel.
Art deco modern style
Pada 1910, manajemen hotel melakukan perluasan usaha dengan menambah bangunan baru sekaligus mengganti kembali nama hotel menjadi Grand Hotel Homann. Nama ini berganti lagi menjadi Savoy Homann pada 1929. Lantas, bagaimana dengan arsitektur bangunan yang sekarang?
Fisik hotel ini dibangun ulang pada 1937 dan selesai tahun 1939. Arsitektur bangunan hotel Art Deco yang terlihat saat ini dikenal dengan nama Art Modern Style. Arsitek kenamaan asal Belanda, AF. Aalbers merancangnya dengan juru gambar RA. De Waal. Sementera itu, untuk pembangunannya dilaksanakan oleh perusahaan konstruksi (aannemer) Architecten en Ingenieursbureau “Bel, Piso en Kok” milik GJ. Bel.
Bangunan karya Aalbers dengan ciri khas sudut melengkung pada fasad depannya itu masih mewarisi penyajian makanan yang disebut rijsttafel. Cara penyajian makanan yang berkembang pada era Hindia Belanda itu mengombinasikan etiket dan tata cara perjamuan resmi Eropa dengan kebiasaan makan penduduk lokal.*
Bidik juga: