Skip links
Gudeg Jogja

Gudeg Jogja Podomoro, Andalkan Ayam Pejantan

Gudeg Jogja memang sudah sangat populer karena cita rasanya yang lezat. Sebagai salah satu makanan khas Yogyakarta, gudeg juga banyak disukai masyarakat dari berbagai kalangan. Di Kota Bandung, hidangan ini bersemi setiap hari.

Meskipun banyak disajikan di restoran-restoran dan rumah makan terkenal, gudeg yang dijual di kaki lima sering kali banyak dicari. Barangkali karena punya rasa dan aroma yang lebih menggoda selera dan harganya relatif lebih murah.

Cita rasa yang menggugah selera ini bisa dinikmati kala mampir dan bersantap santai di Gudeg Jogja Podomoro, Jalan Suryakencana. Memang, tidak sama persis dengan gudeg dari daerah asalnya, yakni gurih dan legit serta berwarna cokelat yang dihasilkan dari daun jati yang dimasak bersamaan. Namun, nangka muda tetap menjadi pilihan tempat makan ini sejak pertama berjualan tahun 1995.

Gudeg Jogja Podomoro menyajikan menu utama gudeg dengan bumbu rempah dan rasa yang disesuaikan dengan lidah orang Bandung. Ini artinya, ada sedikit perbedaan dengan gudeg yang dijual di Jogja. Alhasil, tampilan warnanya tidak terlalu gelap, rasanya tidak terlalu manis serta tetap kental karena tak irit bumbu terutama untuk opornya.

Ini rupanya yang lebih disukai para pelanggannya yang datang dari berbagai kalangan di Bandung. Banyak di antara pelanggan yang makan di tempat sehingga mudah jika ingin menambah menu. Namun, tak sedikit pula yang memilih take away karena tiap porsi gudeg yang banyak bisa cukup untuk disajikan bersama keluarga.

Selain untuk menu sarapan, Gudeg Jogja Podomoro juga banyak diburu para penikmat kuliner Jogja saat makan siang. Biasanya menu utama di kedai ini selalu habis menjelang sore.

Untuk porsi lengkap yang terdiri dari nasi, gudeg, telur, krecek, dan opor ayam harganya mulai Rp30.000. Mungkin sedikit lebih mahal ketimbang gudeg kaki lima lainnya. Mengapa? Gudeg Jogja Podomoro lebih memilih ayam pejantan yang menjadi teman gudeg dalam hidangan opornya. Soal rasa pedasnya, ada dalam bumbu kreceknya yang menggoyang lidah.*

Bidik juga:

Lotek, Berserat Tinggi Tapi “Low Technology”

Leave a comment