
Fakta Braga yang Jarang Diungkap
Fakta Braga yang jarang diungkap! Ya, jalan legendaris di Kota Bandung ini menyimpan sejuta kenangan sejak era Hindia Belanda. Namun, di balik nama bekennya, ada sejumlah fakta yang jarang sekali diungkap.
Menurut catatan sejarah, memasuki akhir abad ke-19 kawasan ini terus berkembang dan semakin ramai. Puncaknya terjadi pada awal abad ke-20, di sana berdiri banyak bangunan, mulai dari pertokoan, hotel, restoran, bioskop hingga bank. Geliat ini mengiringi pesatnya Bandung sebagai kota yang mulai sibuk, melayani warganya dan para pendatang.
Kawasan ikonis ini, bahkan sempat menyandang julukan De Meest Europesche Winkelstraat van Indie (kawasan pertokoan Eropa paling terkemuka di Hindia Belanda). Toko-toko menyediakan segala macam kebutuhan warga khususnya barang-barang terkenal dan mewah dengan pangsa pasar kalangan elite Bandung. Tak heran, Jalan Braga berkembang menjadi pertokoan eksklusif dan “bergaya Eropa banget”.
Tak dimungkiri, kepopuleran Jalan Braga memang sudah sedari dulu akrab di telinga masyarakat Bandung dan para pelancong. Di balik kepopulerannya, inilah 5 fakta Braga yang jarang diungkap.
Toko pertama di Braga menjual senjata api
Siapa sangka, toko pertama yang berdiri di Braga adalah CA Hellerman. Sang pemilik yang dikenal sebagai eks anggota militer membuka usahanya pada tahun 1894. Hellerman menjual senjata api, sepeda hingga kereta kuda.
Pusat kehidupan masyarakat kolonial
Dulu pernah menjadi pusat mode dan tempat hangout sosialita kalangan elite Hindia Belanda. Di ujung timur Braga, ada toko Au Bon Marche yang menjual busana terkini dari Paris, Prancis. Sementara di seberangnya Onderling Belang menawarkan pakaian terbaik dari Amsterdam, Belanda.
Pernah dikenal sebagai “jalan culik”
Tak seperti sekarang, dulu Jalan Braga hanyalah jalan kecil di depan pemukiman yang sunyi sehingga rawan penculikan. Jalan ini membelah permukiman penduduk yang padat, terutama di bagian utara di belakang deretan pertokoan.
Mulanya dikenal Jalan Pedati
Sebagai penghubung Jalan Raya Pos dan Gudang Kopi (Koffie Pakhuis/ Balai Kota Bandung), banyak pedati yang warawiri mengangkut hasil bumi. Saat itu, Braga menjadi satu-satunya jalan yang paling efektif dan efisien untuk dilintasi pedati.
Jalan protokoler ikonik Kota Bandung
Selain jalan protokoler ikonik, Jalan Braga menjadi maskot dan objek wisata utama Kota Bandung saat ini. Kondisi tersebut, bahkan masih berlaku hingga sekarang. Terlebih, ada kegiatan akhir pekan bernama Braga Beken yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Bandung. Suasana dan nostalgia Bandung tempo dulu menjadi semakin terasa.*
Foto: Dudi Sugandi
Bidik juga: