
Balai Kota Bandung, Awalnya Gudang Kopi
Balai Kota Bandung adalah salah satu bangunan cagar budaya yang memiliki sejarah panjang di balik arsitektur bangunannya yang khas. Bernarkah, gedung ini mulanya gudang kopi?
Pada zaman Hindia Belanda, lahan yang sekarang berdiri Balai Kota Bandung awalnya digunakan sebagai koffie pakhuis (gudang kopi). Pemilik gudang kopi ini bernama Andries de Wilde, yaitu tuan tanah pertama di wilayah Priangan dan Asisten Residen di Bandung pada 1812. Andries de Wilde dikenal juga sebagai dokter ahli bedah dan menguasai tanah yang sangat luas di Bandung raya.
Sekitar 1906, bangunan tersebut difungsikan menjadi tempat pengepakan kopi hasil komoditas perkebunan di sekitar Bandung. Tujuh belas tahun kemudian, gudang luas itu diserahkan kepada pemerintah Hindia Belanda. Namun, pada 1927 seluruh bangunannya dirobohkan.
Sebagai pengganti bangunan lama, pemerintah membangun gedung baru seturut rancangan EH de Roo. Arsitek kenamaan Belanda itu merancang bangunan dengan gaya Prairie. Salah satu khasnya adalah model atapnya berbahan sirap dengan kemiringan yang landai.
Pemerintah Hindia Belanda memfungsikan bangunan dengan bentuk memanjang dan menghadap ke Atjehstraat (Jalan Aceh) ini sebagai gemeente huis (balai kota). Pembangunan balai kota dilatarbelakangi oleh status Bandung yang berubah sebagai Kota Praja sejak 1906.
Gedung baru
Tahun 1935, pemerintah memperluas kantor balai kota dengan membangun gedung baru. Gedung baru ini menghadap Pieterspark (kini Taman Balai Kota Bandung). Pieterspark adalah taman paling tua di Kota Bandung yang dibangun tahun 1885 untuk mengenang Asisten Residen Priangan Pieter Sijthoff yang berjasa besar bagi perkembangan kota ini.
Meskipun dirancang oleh arsitek yang sama—EH de Roo, tetapi gedung baru ini bergaya arsitektur modern dengan nuansa Art Deco yang sedang populer saat itu. Salah satu ciri khasnya ada lubang angin pada dua menara di sisi kiri dan kanan yang menyerupai jendela kapal laut. Oleh karena bentuk gedung ini memanjang dan beratap datar, masyarakat Bandung tempo dulu menyebutnya Gedong Papak—gedung yang beratap datar.
Pascakemerdekaan, gedung ini tetap difungsikan sebagai balai kota atau kantor Wali Kota Bandung, bahkan hingga saat ini. Gedung yang menghadap Jalan Aceh pernah difungsikan sebagai kantor DPRD Kota Bandung sebelum pindah ke Jalan Sukabumi. Di bagian barat dan timur Gedong Papak, dibangun gedung perkantoran pemerintahan Kota Bandung.*
Foto: portaljabar.go.id
Bidik juga: