
Bagaimana Membuat Foto yang Menarik?
“Pada dasarnya, banyak hal yang bisa membuat sebuah foto agar tampil menarik.”
Banyak hal yang bisa membuat foto terlihat menarik. Indikator menarik di antaranya pilihan subjek, perpaduan warna, karakteristik cahaya, teknik exposure, dan bentuk geometri. Unsur lainnya, komposisi, momen, konten, peristiwa, kebaruan foto, kedekatan secara geografis, keunikan, nilai humor, dan lucu.
Selain itu, adanya daya tarik fisik seperti kecantikan, isi pesan yang bernilai kontroversi atau kontradiktif serta foto-foto yang bernilai human interest. Adapun saat pemotretan atau pengambilan objek foto, ada empat hal yang harus diperhatikan agar foto tampil menarik.
1. Sudut pengambilan (angle)
Salah satu yang membedakan gambar adalah sudut pengambilan. Sudut pengambilan bisa membuat kesan terhadap gambar. Oleh karena itu, fotografer dituntut rajin mencari sudut pengambilan yang menarik karena angle ini ditentukan oleh fotografer.
Selain itu, selalu mencari alternatif sudut pemotretan dan tidak diam di satu sudut saja. Jangan berpuas diri hanya pada satu sudut atau merasa mendapatkan sudut yang terbaik. Lihatlah kemungkinan sudut yang bisa diambil, seperti dari depan objek, bawah objek, atas objek dengan memperhatikan penonjolan atau kesan yang ditampilkan pada objek foto. Khusus untuk foto profil, tiga sudut yang bisa diambil adalah depan, kiri, dan kanan.
2. Pencahayaan (lighting)
Pengaturan pencahayaan merupakan kunci keberhasilan untuk memperoleh gambar yang diinginkan. Hal ini berkaitan dengan ketepatan dalam pengaturan diafragma (aperture) dan kecepatan (shutterspeed) oleh kamera. Pada kamera saku dan prosumer pencahayaan diatur oleh kamera, sedangkan pada kamera DSLR diatur fotografer. Dengan begitu, penguasaan terhadap alat menjadi sangat penting.
Secara umum, ada dua jenis pencahayaan. Cahaya seadanya (available light) seperti cahaya matahari dan cahaya buatan dengan cara menambahkan flash atau blitz saat memotret. Pencahayaan menjadi bagian yang sangat penting yang berhubungan dengan kualitas pengambilan gambar, sesuai dengan filosofi “melukis dengan cahaya”.
Khusus cahaya matahari memiliki kekhasan warna. Pemotretan searah sinar matahari sebelum jam sembilan pagi atau setelah jam tiga sore menghadirkan warna yang hangat. Waktu-waktu tersebut banyak ditunggu fotografer untuk melakukan pemotretan. Untuk momen tertentu, perhatikan arah jatuhnya sinar yang akan membuat bayangan.
3. Komposisi (composition)
Komposisi adalah cara menata elemen-elemen dalam gambar sehingga terlihat menarik. Elemen-elemen gambar di antaranya garis, bentuk, warna, terang gelap, dan masih banyak lagi. Dalam pengaturan komposisi, fotografer tetap harus memperhatikan point of interest (PoI). Komposisi ini ditentukan oleh fotografer.
Pada saat memotret, jangan terpaku pada teori atau pakem-pakem yang berlaku atau “out of the box”, seperti harus sepertiga bagian untuk pemandangan (rule of third) dan lainnya. Namun, biarkan imajinasi kita bermain.
Prinsipnya sih asal secara gambar enak dilihat dengan rajin mencoba berbagai komposisi pada benda-benda diam. Lihat gambar secara utuh agar komposisi terlihat dalam frame keseluruhan. Perhatikan detail objek yang satu sama lain saling melengkapi.
4. Momen (moment)
Untuk sebuah gambar yang berbicara, momen merupakan bagian yang paling penting dan tidak melulu urusan teknis fotografi. Ketepatan pengambilan momen banyak berkaitan dengan pengalaman dan kejelian fotografer dalam mengabadikan peristiwa. Pendek kata, tidak mengandalkan keberuntungan, tapi lebih kepada perencanaan.
Dalam sebuah peristiwa kerap banyak terjadi momen yang menentukan (decisive moment). Momen merupakan dimensi ke-4 dari fotografi (right place at the right time) dan berada di tangan fotografer.
Ada dua jenis momen. Pertama, momen yang direncanakan, seperti acara yang sudah direncanakan dan undangan. Untuk momen pun kita bisa mempersiapkan diri, seperti menentukan prioritas momen yang akan difoto.
Kedua, momen yang tidak direncanakan. Misalnya, kegiatan yang melibatkan objek yang ada di sekitar kita. Dalam hal ini, kita harus lebih siap memperkirakan kemungkinan momen yang akan terjadi.*
Penulis: Dudi Sugandi – Fotografer & Pendiri Kelas Garasi