
Asal Usul Nama Dago dan Sarang Hewan Buas
Dago merupakan salah satu daerah atau jalan yang terkenal di Kota Bandung, baik dari kacamata pribumi maupun wisatawan. Saat ini, di kawasan tersebut terdapat berbagai tempat kuliner, hotel, perbankan, factory outlet hingga rumah-rumah tinggal jadul.
Namun, tahukah Anda bagaimana asal usul namanya sehingga menjadikannya begitu populer?
Siapa sangka, di balik keanggunannya, Dago menyimpan kisah masa silam yang mengerikan sehingga menjadi kawasan yang dihindari banyak orang. Tentunya, kondisi itu berbeda dengan sekarang yang ramai dan terang.
Kawasan Dago pada zaman Hindia Belanda masih berupa hutan yang terbilang sepi dan minim pencahayaan alias gelap saat malam. Oleh karena itu, daerah penuh pohon rindang ini rawan binatang buas dan begal, terutama di seputar terminal Dago sekarang.
Nama Dago mengemuka karena situasi dan keseharian penduduk Bandung utara waktu itu. Ada sepotong cerita, mereka yang hendak bepergian ke kota hanya berani melewati ke kawasan ini bila banyak orang atau berkelompok. Misalnya, ketika hendak berbelanja ke pasar setelah subuh melalui jalan setapak dan rawan. Oleh karena itu, faktor keamanan menjadi alasan utamanya.
Sebelum pergi bersama-sama melakukan perjalanan, para penduduk saling menunggu dulu di suatu tempat yang relatif aman dan menunggu hari agak terang. Saling menunggu dalam bahasa Sunda adalah dago atau ngadagoan. Inilah yang menjadi asal usul namanya.
Sebetulnya, Dago di masa silam bukan hanya tentang kisah dan cerita menyeramkan terkait hewan buas dan begal. Di kawasan ini berdiri banyak rumah peristirahatan atau vila milik para elite Hindia Belanda.
Menurut catatan sejarah, pembangunan kawasan Dagostraat dimulai sekitar tahun 1905. Pemerintah Hindia Belanda melakukan pembangunan secara besar-besaran antara 1920 hingga 1940, termasuk fasilitas pendidikan.
Misalnya, Techniche Hoogeschool te Bandung (Institut Teknologi Bandung) yang dibuka pada 3 Juli 1920 sebagai perguruan tinggi teknik pertama di Hindia Belanda. Sarana pendidikan lainnya adalah bangunan yang kini ditempati SMAK Dago.*