
Asal-Usul Nama Cendol Elizabeth yang Legendaris di Bandung
Cendol Elizabeth yang lezat dan menyegarkan telah menjadi salah satu minuman favorit di Kota Bandung, bahkan kerap dicari para wisatawan. Minuman ini juga populer karena rasanya yang autentik sedari dulu.
Nama cendol ini memang kerap dikait-kaitkan dengan mendiang Ratu Inggris Elizabeth II. Namun, rupanya nama tersebut terinspirasi dari sebuah merek tas di Bandung. Ya, Cendol Elizabeth mulai dikenal di Parijs van Java sejak sang penjual—Rohman—menjajakan dagangannya itu keliling Bandung sejak 1972.
Mengutip bandung.go.id, Rohman yang tinggal di bilangan Lio Genteng, Astanaanyar, berkeliling menjual cendol hingga ke kawasan Cihampelas dan Dago dengan berjalan kaki. Saban pulang berjualan, ia selalu melewati Jalan Oto Iskandardinata dan singgah di depan rumah salah seorang pelanggannya, Nyonya Eli. Akhirnya, Rohman memutuskan untuk berjualan cendol di depan rumah sang pelanggan itu dengan menggunakan gerobaknya. Suatu hari, adik Nyonya Eli yang bekerja di toko tas kerap menitipkan tas reject-nya kepada Rohman untuk dijual.
Singkat cerita, rumah Nyonya Eli berubah menjadi toko tas dan diberi nama Toko Tas Elizabeth. Namun, Rohman masih berjualan cendol di sana.
Oleh karena Rohman tidak begitu lancar membaca dan menulis, Nyonya Eli kerap membantu menuliskan pesanan cendol. Eli yang sering menuliskan pesanan cendol menggunakan bon Tas Elizabeth, memberi saran kepada Rohman agar nama cendolnya juga Cendol Elizabeth. Rohman pun menyetujui dan masih bertahan hingga saat ini.
Pindah tempat
Memasuki dekade 1990-an, pembeli dan pelanggan Cendol Elizabeth semakin banyak dan ramai. Hal ini mendorong Rohman untuk pindah tempat tinggal sekaligus tempat produksinya, yaitu di Jalan Inhoftank. Tempat ini juga kerap diserbu pelanggan manakala cendol yang dijual di Jalan Oto Iskandardinata habis.
Tahun 1998, Rohman mulai membangun sentra produksi cendol andalannya di Jalan Inhoftank 64, Kota Bandung. Selain produksi, tempat ini juga menjadi tempat berjualannya hingga sekarang. Sejak itu, ia tak lagi berjualan di depan toko tas yang telah membesarkan namanya.*
Bidik juga: