
Sesuap Cerita di Balik Sedapnya Nasi Goreng
Nasi goreng dikenal sebagai salah satu hidangan paling populer sekaligus favorit di Indonesia, termasuk Bandung. Tak mengherankan, kalau kita mau go.out.bdg ke restoran atau kafe, sajian berbahan utama nasi dan telur ini mudah dijumpai dalam berbagai suasana. Namun, rupanya ada cerita di balik cita rasanya yang sedap.
Banyak orang yang menganggap nasi goreng adalah hidangan Nusantara. Selain mudah dibuat juga banyak dijual, mulai dari pedagang kaki lima hingga restoran dan hotel bintang lima. Saat ini, hidangan nasi ini, bahkan sudah menjadi menu utama breakfast di hotel-hotel di Indonesia.
Meskipun sangat favorit dan populer di seantero negeri, nasi goreng juga biasa dihidangkan masyarakat di negeri tetangga, Malaysia dan Singapura. Konon, jika diamati ke masa lalu, tradisi menggoreng nasi diyakini berasal dari budaya Tionghoa. Tradisi kuliner ini mulai memasyarakat ketika perdagangan dari Cina mulai berkembang di Nusantara.
Lebih jauh dari cita rasanya yang bikin kangen, situs ternama kuliner tasteatlas menyebut, orang Indonesia mengadopsi tradisi Tionghoa ini berdasarkan kepercayaan bahwa membuang makanan itu dosa. Mulanya, karena kebutuhan praktis, dibuat dari nasi sisa hari sebelumnya dan biasanya dihidangkan untuk sarapan.
Di rumah-rumah, kebanyakan masyarakat masih melakukan hal semacam itu. Akan tetapi, lain cerita hidangan yang dijual di berbagai tempat saat ini. Kebanyakan pedagang mengolahnya dari nasi baru, bukan sisa yang kemarin.
Nasi yang sudah dimasak biasanya digoreng dengan sedikit minyak kemudian dibumbui aneka rempah, mulai dari bawang merah, bawang putih hingga cabai. Dalam sajiannya, menu Indonesia agak berbeda karena adanya campuran kecap manis yang melimpah dan cabai. Oleh karena itu, punya rasa yang lebih dalam dan lebih pedas.
Bikin kangen
Tak dimungkiri, sedari dulu cita rasa nasi goreng itu Indonesia banget. Tak hanya di kalangan pribumi, orang-orang Eropa terutama Belanda juga akrab dengan hidangan sedap yang bikin kangen ini ketika mereka menetap di Indonesia.
Seorang wanita Belanda kelahiran Surabaya, Wieteke van Dort, bahkan menulis lirik lagu tentang hidangan ini ketika sudah kembali ke Belanda. Lagu yang dipopulerkan pada 1977 itu berjudul “Geef mij maar nasi goreng”. Salah satu liriknya yang populer adalah “Geef mij maar nasi goreng met een gebbaken ei. Wat sambal en wat kroepek … (Beri aku nasi goreng dengan telur dadar, dengan sambal dan kerupuk …).*