Skip links
Gua Belanda

4 Objek Wisata Sejarah (Alam) di Bandung

Ada banyak objek wisata sejarah di Bandung yang dapat dikunjungi saat senggang, baik akhir pekan maupun libur panjang. Saat ini, semakin banyak wisatawan yang meminati wisata sejarah khususnya yang berada di alam terbuka seperti hutan.

Salah satu alasannya adalah berwisata di objek wisata sejarah yang berada di alam terbuka menghadirkan suasana yang hijau dan asri.

Berikut empat objek wisata sejarah yang berada di alam Bandung.

Gua Jepang

Gua Jepang berada di dalam kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Djuanda. Mengutip laman tahurabandung, dulu Gua Jepang merupakan lokasi pusat kegiatan militer tentara Jepang di Bandung. Tempat ini terdiri dari beberapa ruang dengan fungsi masing-masing, termasuk sebagai tempat penyimpanan senjata.

Lokasi kompleks gua perlindungan ini tepatnya di tebing lain yang jaraknya sekira 300 meter dari Gua Belanda. Di tebing ini, Jepang membuat 4 pintu masuk dengan jaringan 3 lorong penghubung, dua lubang penjagaan dan beberapa ventilasi di lereng tebing.

Gua Belanda

Seperti Gua Jepang, Gua Belanda juga berada di kawasan Tahura Djuanda. Keberadaan gua ini tak lepas dari kebutuhan primer yakni berfungsi sebagai terowongan penyadapan aliran air Sungai Cikapundung. Pada 1918, Pemerintah Hindia Belanda mengalihfungsikan gua tersebut untuk kepentingan militer.

Pada masa Perang Dunia II, Belanda memperluas gua dan mendirikan stasiun radio komunikasi sebagai pengganti Radio Malabar di Gunung Puntang. Dengan luas mencapai 750 meter persegi, Gua Belanda menyimpan cerita bagaimana aktivitas tentara Hindia Belanda saat menguasa Nusantara.

Benteng Gunung Putri, Lembang

Benteng Gunung Putri di Desa Jayagiri, Lembang, merupakan bangunan peninggalan Belanda yang difungsikan sebagai pertahanan udara sekaligus memantau kedatangan musuh. Letak persis benteng ini berada di puncak perbukitan.

Sebagian kompleks benteng ini terpendam dan sebagian lagi masih berdiri kokoh. Terdapat sekira tiga hingga empat blok benteng yang terpisah satu sama lain.

Radio Malabar, Gunung Puntang

Pemerintah Hindia Belanda membangun stasiun radio terbesar ini dengan sistem operasi tercanggih saat itu. Tak heran, Radio Malabar masuk jajaran radio yang diperhitungkan karena mampu menghubungkan dua negara di dua benua, yaitu Hindia Belanda dan Belanda sejauh 12.000 kilometer.

Puing Radio Malabar yang dulu megah berada di sekitar kompleks Bumi Perkemahan Gunung Puntang. Stasiun pemancar radio yang fenomenal ini dibangun pada 1917 dan mulai mengudara pada 1923.*

Bidik juga:

4 Tempat Healing Favorit di Bandung Selatan

Leave a comment