
Taman Maluku, Warisan Asri Bandung Tempo Dulu
Taman Maluku tercatat sebagai salah satu taman tertua di Kota Bandung yang masih ada hingga saat ini. Keberadaannya yang sudah lebih dari seratus tahun telah memberikan banyak sumbangan oksigen bagi udara Parijs van Java.
Dulu, taman yang dibangun pada tahun 1919 masa Pemerintah Hindia Belanda ini bernama Molukkenpark. Sejak 1950-an, salah satu taman favorit bersantai dan pelesir orang-orang Belanda yang tinggal di Bandung ini lebih dikenal sebagai Taman Maluku.
Dari Alun-alun Kota Bandung, taman ini berjarak sekira 2,5 kilometer dan waktu tempuh tak lebih dari 10 menit dengan kendaraan bermotor. Taman Maluku terhampar asri dan dilalui empat jalan utama, yaitu Jalan Saparua, Jalan Seram, Jalan Ambon, dan Jalan Aceh.
Molukkenpark ditata dan dilengkapi dengan kolam besar dan bangku-bangku taman. Sebagai ruang terbuka hijau, area bagian dalam taman ditumbuhi dan ditanami pepohonan rindang sehingga terasa sejuk.
Saat ini, di taman seluas 24.016 meter persegi tersebut terdapat 57 jenis tanaman dengan total sekira 636 tanaman termasuk pohon pelindung. Banyak di antara jenis tanaman itu yang tumbuh tinggi, besar, dan rindang. Tak heran, taman ini menjadi warisan asri era Bandung tempo dulu yang bermanfaat besar untuk kota. Di bagian utara taman, ada juga lapang tenis sebagai sarana olahraga.
Asri dan teduhnya Taman Maluku menjadikannya tempat favorit masyarakat Bandung bersantai atau sekadar melepas penat, terutama akhir pekan. Banyak di antara masyarakat yang memanfaatkannya sebagai tempat rekreasi keluarga. Tersedia tempat duduk bersantai lengkap dengan meja estetis di beberapa sudut taman.
Patung dan taman kecil
Masih di kawasan Molukkenpark, tepat di sudut taman dekat simpang Jalan Seram dan Jalan Ambon berdiri patung bermaterial perunggu. Namanya, patung Pastor HO Verbraak SJ (1835-1918). Dia adalah imam tentara Hindia Belanda yang ditugaskan saat Perang Atjeh tahun 1874 hingga 1907. Patung tersebut adalah satu-satunya patung zaman Hindia Belanda yang masih berdiri hingga kini sebagai dekorasi kota berjuluk Kota Kembang.
Masih di kawasan taman ini, tepatnya di tepi Jalan Saparua terdapat Taman Inklusi yang lebih kecil. Taman seluas 400 meter persegi itu merupakan fasilitas publik yang dibangun untuk penyandang disabilitas. Selain jogging track, di sana tersedia juga ayunan khusus disabilitas dan area bermain untuk anak-anak. Taman Inklusi adalah salah satu upaya menjadikan Kota Bandung sebagai kota tanpa diskriminasi.*
Foto: Dudi Sugandi
Bidik juga: