
Gedung Pos Besar Bandung dan Secuil Sejarah
Gedung Pos Besar Bandung tercatat sebagai salah satu bangunan cagar budaya karena memiliki nilai sejarah yang tinggi. Berdiri kokoh di Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, tepatnya di pertigaan Jalan Banceuy, gedung ini terlihat demikian gagah dan megah.
Mengutip laman kemdikbud.go.id, lahan tempat gedung ini berdiri mulanya digunakan sebagai tempat pemberhentian kereta kuda pembawa surat. Seiring bergulirnya waktu, sekitar tahun 1863 di sana dibangun kantor pos kecil untuk mendukung aktivitas pengiriman surat dari berbagai tempat.
Pada 1928 – 1931, bangunan kemudian diperluas dan direnovasi secara besar-besaran seperti yang terlihat saat ini. Tidak banyak perubahan yang mencolok dari segala renovasi atau perbaikan dalam upaya perawatan dan pelestarian bangunan tersebut.
Kantor Pos Besar Bandung yang tepat berada di pusat kota, tak jauh dari Alun-alun Bandung dan Pendopo sebagai kantor pemerintahan saat itu. Bangunan hasil karya arsitek berkebangsaan Belanda J.V. Gendt ini menampilkan gaya arsitektur khas modern fungsional art deco geometris yang terbilang langka.
Tak berubah fungsi
Setelah mengalami perluasan, bangunan difungsikan sebagai Posten Telegraf Kantoor (Kantor Pos dan Telegraf). Singkat kata, fungsi bangunan dari awal hingga sekarang terbilang sama, yaitu di bidang pos di bawah naungan PT Pos Indonesia.
Bangunan Kantor Pos Besar Bandung memiliki beberapa hiasan ornamen, antara lain pada puncak atap bagian timur dan barat. Konon, hiasan seperti itu merupakan salah satu ciri umum bangunan yang berada di sudut jalan khususnya di Kota Bandung. Adapun peralatan, perlengkapan, atau properti pos yang bisa dilihat dari luar bangunan adalah bis surat tempo dulu di depan gedung. Di bis surat itu, terdapat tulisan Brievenbus (bis surat) dan kondisinya masih cukup terawat meski sudah dimakan usia.
Di bagian lain gedung, terdapat sumur tua yang dibangun pada 1920-an. Konon, sumur bor tersebut adalah sumur jenis ini pertama yang dibangun Pemerintah Hindia Belanda di Bandung. Pemerintah membangun sumur bor tersebut karena di sekitar lokasi terdapat mata air yang sudah digunakan oleh masyarakat Bandung sejak lama.*
Bidik juga: