
Curug Dago, Air Terjun Tersembunyi di Kota Bandung
Curug Dago bukan sekadar objek wisata alam yang mengagumkan, tetapi menjadi saksi bisu kisah kunjungan Raja Siam (Thailand). Sang raja, bertandang ke lokasi tersembunyi di Kota Bandung ini pada akhir abad ke-19.
Ada dua Raja Siam yang pernah merasakan sejuknya air terjun di bilangan Dago tersebut. Pertama, Raja Rama V Chulalongkorn yang bertandang dua kali, yaitu pada 1896 dan 1901, dan kedua, Raja Rama VII pada 1929.
Selain menikmati panorama dan menjadi tempat peristirahatan, kedua raja tersebut meninggalkan jejak goresan di atas batu atau prasasti. Tak mengherankan, berkat warisan sejarah ini, banyak pelancong asal Negeri Gajah Putih yang berkunjung ke sana.
Curug yang berada di kawasan Jalan Dago Pojok, tepatnya seputar Terminal Dago, memang bukan termasuk kategori air terjun yang tinggi. Meski begitu, dengan ketinggian sekira 12 – 15 meter, Curug Dago menyimpan pesona yang luar biasa dan memikat hati yang memandangnya. Inilah satu-satunya air terjun yang berada di wilayah Kota Bandung.
Warisan geologi
Akan tetapi, di balik pesonanya itu, Curug Dago juga memiliki perjalanan alami yang mengagumkan. Air terjun ini merupakan warisan alam yang terbentuk dari aliran lava letusan Gunung Tangkuban Parahu. Letusan dahsyat itu diperkirakan terjadi pada 125 ribu dan 48 ribu tahun yang lampau.
Bersama Curug Omas, Curug Lalay, Curug Panganten, Curug Cinulang, Curug Dago memiliki nilai penting di bidang geologi. Berada di kawasan Tahura Djuanda, air terjun tersebut penting dalam menyingkap Cekungan Bandung.
Secara geografis, air terjun di aliran Sungai Cikapundung ini berdekatan dengan kaldera bekas letusan Gunung Sunda. Bekas letusan dahsyat gunungapi purba itu membuat Curug Dago dan sekitarnya menjadi sumber air khususnya bagi masyarakat di hilir Bandung.
Meski tersembunyi, masyarakat atau wisatawan dapat dengan mudah berkunjung ke air terjun ini. Dari Terminal Dago jaraknya sekitar 250 meter melalui jalan kecil yang hanya bisa dilalui sepeda dan sepeda motor. Namun, untuk bisa sampai persis di depan air terjun dekat prasasti Raja Siam, wisatawan harus menuruni ratusan anak tangga yang lumayan menguras tenaga.*