
Curug Ciomas, Eksotis Tersembunyi di Tahura Djuanda
Curug Ciomas di Tahura Djuanda, tepatnya di sekitar Maribaya, Lembang, menyimpan sejuta pesona yang eksotis dan memukau. Air terjun ini berasal dari aliran Sungai Cikawari, Kabupaten Bandung Barat.
Berkunjung ke objek wisata di dalam wilayah konservasi itu, wisatawan akan dibuat takjub oleh air terjun kira-kira setinggi 30 meter. Aliran airnya tergolong deras membentuk semacam tirai putih yang menjuntai.
Berada di dekatnya, seraya melihat air terjun akan terlihat juga di bawahnya hamparan sungai, yaitu pertemuan antara Sungai Cikawari dan Sungai Cigulung. Mengutip laman tahurabandung.com, pertemuan aliran sungai tersebut merupakan Daerah Aliran Sungai (DAS) Cikapundung Hulu yang mengalir dan berbelok membelah kawasan Tahura Djuanda.
Di samping fenomena Curug Ciomas yang mengagumkan, kondisi sekitar objek wisata alam ini terbilang sangat asri, menyejukkan, dan airnya jernih. Tak jauh dari air terjun, terdapat beberapa permainan luar ruang di area hamparan rumput yang hijau. Untuk melepas penat, wisatawan tak perlu khawatir karena sudah tersedia tempat istirahat dan musala yang memadai.
Tepat di atas Curug Ciomas terdapat jembatan yang bisa memacu adrenalin bagi siapa pun yang melintasinya. Namun, sayang, jembatan tersebut saat ini ditutup karena kondisinya yang memerlukan perbaikan. Kecuali, satu jembatan lain tempat wisatawan menikmati air terjun, bahkan memotretnya. Jembatan ini berada di depan curug.
Untuk bisa sampai ke jembatan tersebut, sedikitnya ada dua rute yang dapat ditempuh wisatawan. Pertama, berjalan kaki dari gerbang Tahura Djuanda Dago dengan jarak sekitar 5 kilometer melintasi kawasan tahura. Kedua, wisatawan dapat mengambil rute dari gerbang Tahura Djuanda Maribaya. Jika mengambil rute ini, dari gerbang tersebut wisatawan cukup berjalan kaki kurang lebih 15 menit. Setelah itu, wisatawan harus menuruni anak tangga sekitar 100 meter untuk tiba di jembatan tadi.
Asal-usul nama Ciomas
Curug Ciomas (atau Omas) merupakan aliran lava gunung api purba. Air terjun ini terbentuk oleh aliran lava basalt yang membeku membentuk tingkat-tingkat setinggi sekira 30 meter. Ketika dialiri air—misalnya, dari mata air dan air hujan—menjadi aliran Sungai Cigulung dan air terjun yang memesona. Namun demikian, hingga saat ini belum ada informasi valid mengenai asal-usul nama Curug Ciomas.
Jika menilik kamus bahasa Sunda, kata “omas” dimaknai sebagai bilangan 400 dan sering dipergunakan untuk menyebut sesuatu yang berjumlah banyak. Seandainya jumlahnya lebih banyak lagi maka akan disebut “domas” (dari “dua omas”).
Ada kemungkinan nama Curug Omas dipergunakan karena rupa kawasan ini yang bila dilihat pada bagian Sungai Cigulung terlihat memiliki banyak jeram yang berujung di Curug Ciomas. Dari sini pun masih ada tingkatan-tingkatan curug sampai akhirnya aliran Sungai Cigulung menyatu dengan Sungai Cikapundung yang berada di bawahnya.*
Foto: Kelas Garasi
Bidik juga: