Skip links
Film rol

Film Rol dan Sekelebat Kisah Kilatnya

Film rol (roll film) dikenal sebagai jenis film fotografi dengan gulungan-gulungan yang dilindungi dari paparan cahaya putih dengan alat kertas. Istilah ini, konon, berasal dari kontras dengan film lembaran. Namun, mulanya hal ini sempat membingungkan. Mengapa? Pada mulanya kerap disebut sebagai film “katrid” karena kemiripannya dengan katrid senapan.

Ketas pendukung yang buram rupanya memungkinkan gulungan film dimuat pada siang hari. Biasanya benda ini dicetak dengan tanda nomor bingkai yang dilihat melalui jendela merah kecil di bagian belakang kamera.

Praktiknya, gulungan film biasanya dimuat di satu sisi kamera dan ditarik ke gulungan pengambil yang sama di sisi lain rana saat eksposur dilakukan. Ketika gulungan sudah terbuka sepenuhnya, gulungan pengambil dikeluarkan untuk diproses. Gulungan kosong tempat film yang awalnya dililitkan dipindahkan ke sisi yang lain menjadi gulungan pengambil untuk gulungan film berikutnya.

Kisah kilatnya

Pada 1881, seorang petani di Cambria, Wisconsin, Amerika Serikat, bernama Peter Houston, menemukan kamera film rol pertama. Adiknya, David, mengajukan hak paten untuk berbagai komponen kamera Peter. David Henderson Houston memantenkan pemegang pertama untuk film rol fleksibel.

Ia mendapat paten pada 1881 untuk pemegang film gulung yang dilisensikannya kemudian dijualnya kepada George Eastman. Selang tujuh tahun, Eastman menggunakannya dalam kamera kotak Kodak miliknya.

Mengutip dari laman kodak.com, film gulung transparan komersial pertama yang disempurnakan oleh Eastman dan ahli kimia risetnya, dipasarkan pada 1889. Ketersediaan film fleksibel ini memungkinkan pengembangan kamera film Thomas Edison tahun 1891.

Dalam perkembangannya, format film rol yang paling populer adalah film 120. Film ini digunakan di sebagian besar kamera format sedang. Hingga tahun 1950-an, film 120 rol dan film 127 yang lebih kecil juga digunakan pada kamera kotak paling sederhana dan kamera snapshot lainnya. Tahun 1998, Fujifilm memperkenalkan sistem identifikasi film untuk film rol format 120 dan 220 yang disebut Barcode System dengan logo “|||B”.

Seiring muncul dan berkembangnya kamera digital—sekaligus “menenggelamkan” kamera analog dengan film rolnya—eksistensi film rol sempat mati suri. Kebanyakan orang, bahkan fotografer beralih ke kamera digital yang mungkin dikarenakan oleh tuntutan zaman, teknologi, dan tentunya profesionalisme.

Namun, belakangan peminat kamera analog kembali ramai meskipun kebanyakan tumbuh di lingkungan kolektor dan komunitas. Meski begitu, kehadiran film rol lebih dari seabad telah menjadi bagian penting dan tak pernah terpisahkan dari dunia fotografi.*

Bidik juga:

ASA dan ISO, Samakah?

Leave a comment