Skip links
ASA ISO

ASA dan ISO, Samakah?

Jika Anda baru memulai fotografi film atau sudah lama berkecimpung dalam fotografi, Anda pasti pernah mendengar istilah ISO atau ASA. Lantas, apakah kedua istilah tersebut sama?

Menurut laman camerasbymax.co.uk, kedua istilah tersebut adalah hal yang sama. Dengan kata lain, itu hanyalah istilah yang berbeda untuk hal yang sama persis. ISO adalah hal yang paling umum dan akronim yang akan Anda temukan pada kamera digital. Ini adalah sensitivitas kamera terhadap cahaya. ASA adalah hal yang sama persis, tetapi kemungkinan besar adalah apa yang Anda temukan tercetak di kamera film Anda. Itu singkatan dari “American Standards Association” dan tidak lagi digunakan secara luas. Saat ini, sebagian besar film diberi label ISO yang dibuat pada 1987 oleh organisasi internasional untuk standardisasi. Tidak ada perbedaan dalam film itu sendiri.

Kegunaan ISO dan ASA untuk menciptakan eksposur yang ideal, jumlah cahaya yang tepat yang direkam untuk menghasilkan gambar yang ideal. Semakin tinggi angkanya, semakin sensitif. Skala yang digunakan cocok untuk fotografi karena penggandaan atau separuh angka mewakili satu stop.

Dasar matematika

Fotografer telah menggunakan banyak sistem untuk mengukur kecepatan film. Namun, sebelum tahun 1987, ASA dan DIN merupakan dua sistem yang paling penting. Standar lama, ASA, menggunakan skala aritmatika—menggandakan sensitivitas film juga menggandakan angka ASA-nya. Sementara itu, DIN menggunakan skala logaritmik sehingga menggandakan sensitivitas menambah 3 derajat pada angka DIN. Sistem saat ini, yaitu ISO, menggabungkan skala aritmatika dan logaritmik ke dalam satu set standar. Namun, skala aritmatika berbasis ASA-nya paling banyak digunakan.

Memilih kecepatan film

Film cepat diberi label dengan nomor ISO atau ASA tinggi—1.600 atau lebih tinggi—menawarkan sensitivitas cahaya tingkat tinggi yang memberi fotografer kemampuan memotret dengan  kecepatan rana yang lebih cepat atau pada f-stop yang lebih tinggi.

Praktiknya, film berkecepatan tinggi menawarkan kinerja yang sangat berguna dalam situasi cahaya redup meskipun gambar ini sering kali terlihat berbintik. Selain berbintik, gambar tersebut juga memiliki kontras yang lebih tinggi.

Sebaliknya, film lambat—ISO atau ASA 100, misalnya—memerlukan eksposur lebih lama atau f-stop lebih rendah. Ini juga menghasilkan foto berkualitas lebih tinggi. Karakteristik  kinerja yang sama berlaku untuk gambar yang diambil dengan pengaturan ISO/ASA yang setara pada kamera digital.*

Bidik juga:

Belajar Fotografi: Memahami ISO, Pemula Wajib Tahu!

Leave a comment