
Pertigaan Banceuy–Asia Afrika, Dulu Jalan Favorit Kereta Kuda
Pertigaan Banceuy-Asia Afrika dikenal sebagai salah satu pertigaan paling populer di Kota Bandung. Tak mengherankan, sebab kawasan tersebut berperan sangat besar dalam menunjang mobilitas dan perkembangan kota, bahkan sejak lalu-lintas Bandung masih belum ramai.
Keberadaan Jalan Banceuy (Bantjeuyweg/Oude Kerkhofweg) dan Jalan Asia Afrika (Grote Postweg) turut menaikkan pamor Bandung khususnya di bilangan kota lama. Kawasan pertigaan di depan Kantor Pos Besar dan Kantor Bank Mandiri termasuk sebagai jalan yang sibuk sekaligus penghubung ke arah barat dan selatan.
Kini pertigaan legendaris ini ramai oleh kendaraan bermotor, sedangkan dulu menjadi jalan favorit kereta kuda. Alat transportasi tak bermesin tersebut kerap melintasi kawasan ini ketika mengangkut komoditas kopi dari Koffie Pakhuis (gudang kopi), kini Balai Kota Bandung. Di Jalan Banceuy juga terdapat tempat pemberhentian dan istirahat kuda.
Lalu-lintas Pertigaan Banceuy-Asia Afrika tergolong sibuk khususnya siang hingga lepas senja atau menjelang malam. Suasana yang ramai memang selalu melekat di sekitar pertigaan ini karena sangat dekat dengan Alun-Alun Kota Bandung. Selain itu, juga ada Masjid Agung Bandung, Pendopo Kota Bandung, Kantor Pos Indonesia, Kantor Bank Mandiri, dan masih banyak lagi.
Oleh karena itu, bukanlah rahasia lagi lalu-lintas pertigaan legendaris ini kerap padat. Tak hanya padat oleh kendaraan bermotor, tetapi juga wisatawan dan pejalan kaki. Selain Pertigaan Braga-Asia Afrika, Pertigaan Banceuy-Asia Afrika juga termasuk strategis dan masuk wilayah sentral menuju kawasan golden age Bandung di jantung kota.
Bangunan unik
Lantas, adakah sesuatu yang unik di pertigaan ini? Ada salah satu penanda yang tampak anggun melekat pada bangunan kantor yang kini dimiliki Bank Mandiri. Penanda khas tersebut adalah desain bangunan kantor perbankan ini yang simetris di hook jalan. Kesimetrisan dua muka fasadnya mengarah ke Jalan Asia Afrika dan Jalan Banceuy. Alhasil, bangunan Art Deco yang memiliki “menara jam” kecil tersebut terlihat anggun memesona.
Tepat di pertigaan ini juga berdiri bangunan bersejarah yang populer dengan nama Swarha. Gedung dengan tampilan gaya arsitektur “Aalbers Look” pernah menjadi tempat akomodasi bagi para pewarta yang meliput Konferensi Asia Afrika 1955 di Gedung Merdeka.*
Bidik juga: