Skip links
Museum Geologi

Museum Geologi dan Sekelumit Sejarah Pembangunannya

Museum Geologi di Rembrandt Straat—kini Jalan Diponegoro 57 Kota Bandung—tercatat sebagai bangunan tua yang sarat sejarah. Dibangun pada masa Pemerintah Hindia Belanda, konon, pembangunannya menelan biaya sekitar 400 ribu gulden dengan melibatkan 300 pekerja pribumi.

Gedung megah tersebut mulai dibangun pada pertengahan 1928. Dienst van het Mijnwezen—lembaga yang mengoordinasikan penyelidikan geologi di Hindia Belanda—memprakarsai pembangunannya.

Arsitek berkebangsaan Belanda Menalda van Schouwenburg merancang bangunan dengan gaya arsitektur Art Deco, seperti kebanyakan gedung lainnya di Bandung masa itu. Sepintas terlihat kesan adanya pengaruh gaya Wrightian Style (1920–1930) yang dikembangkan oleh arsitek Frank Lloyd Wright, yaitu prairie school.

Jika diperhatikan dengan saksama, ternyata terdapat unsur lokal pada arsitektur bangunan ini. Terlihat teritis yang cukup lebar dan penggunaan atap bermaterial sirap. Begitu pun dengan kemiringan atapnya yang lebih landai daripada bangunan lainnya yang dibangun saat itu.

Setelah pembangungan selama 11 bulan selesai, gedung Dienst van den Mijnbouw diresmikan pada 16 Mei 1929 sebagai Geologisch Laboratorium. Momen peresmian ini bertepatan dengan pembukaan Kongres Ilmu Pengetahuan Pasifik ke-IV yang digelar di Technische Hoogeschool Bandoeng. Lembaga pendidikan teknik tertua di Indonesia tersebut sekarang bernama Institut Teknologi Bandung.

Sebermula, Dienst van den Mijnbow menggunakan gedung sebagai perkantoran yang dilengkapi berbagai sarana. Selain laboratorium, ada museum guna menyimpan dan memamerkan hasil survei geologi yang dilakukan Dienst van het Mijnwezen.

Gedung Museum Geologi termasuk bangunan yang cukup besar di kawasan ini. Di bilangan Jalan Dioponegoro terdapat bangunan besar lainnya, seperti Gedung Sate (Gouvernement Bedrijven) di sebelah barat dan Gedung Dwi Warna (Kantoor van de Indische Pensioenfondsen) di sebelah timur Museum Geologi.

Pada perkembangannya, pengelolaan Museum Geologi pernah berganti pada masa Hindia Belanda, Jepang, dan Indonesia. Saat ini, pengelolaan museum tertua di Bandung berada di bawah Kementerian ESDM. Pada 2009, Gedung Museum Geologi Bandung ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya melalui Perda Kota Bandung Nomor 19.*

Bidik juga:

Liburan Sekolah di Bandung Tepergok T-Rex

Leave a comment