
7 Fakta Menarik Gedung Merdeka Tempat KAA 1955
Gedung Merdeka, sesungguhnya bukan hanya kebanggaan warga Kota Bandung dan Indonesia, tetapi juga negara-negara Asia Afrika. Bangunan klasik yang berdiri gagah di Grote Postweg adalah tempat berlangsungnya Konferensi Asia Afrika (KAA) 1955.
Konferensi yang digelar selama sepekan pada 18–24 April 1955 itu melahirkan deklarasi yang dikenal dengan nama Dasasila Bandung. Ini adalah pernyataan politik yang berisi prinsip-prinsip dasar dalam usaha memajukan perdamaian dan kerja sama dunia.
Namun, tahukah Anda sedikitnya ada 7 fakta menarik Gedung Merdeka yang sarat sejarah KAA dan turut mengantarkan kemerdekaan bagi sejumlah negara di Asia dan Afrika.
1. Mulanya tempat pertemuan sosialita
Societeit Concordia, inilah nama awal gedung ini sejak dibangun pada 1895. Nama tersebut diambil dari nama sebuah perkumpulan elite dan eksklusif para sosialita masa Hindia Belanda. Gedung kerap digunakan sebagai tempat rekreasi dan sosialisasi khususnya warga Belanda yang tinggal di Bandung.
Hampir setiap akhir pekan, para elite biasanya menggelar pertemuan dan berdansa di gedung megah yang berdiri di atas lahan 7.500 meter persegi.
2. Dirancang ulang oleh guru besar ITB
Pada 1921, arsitek Hindia Belanda Charles Prosper Wolff Schoemaker merancang ulang bangunan di tepi Sungai Cikapundung tersebut menjadi bergaya Art Deco. Arsitek kenamaan itu adalah guru besar Technische Hoogeschool te Bandung yang kelak berganti nama menjadi Institut Teknologi Bandung. Schoemaker juga dosen Soekarno—kelak menjadi Presiden Indonesia—sewaktu kuliah di THB, dan Soekarno adalah salah seorang tokoh penting KAA 1955.
3. Pusat budaya Dai Toa Kaikan
Pada masa pendudukan Jepang, Societeit Concordia sempat berganti nama menjadi Dai Toa Kaikan dan difungsikan sebagai pusat budaya. Sayap kiri gedung ini diberi nama Yamato yang difungsikan sebagai tempat minum-minum dan terbakar pada 1944.
4. Markas pemuda Indonesia
Pascaproklamasi 17 Agustus 1945, gedung kembali beralih fungsi, yaitu sebagai markas pemuda Indonesia kala melawan Tentara Jepang. Tak lama setelah itu, gedung difungsikan sebagai tempat kegiatan Pemerintah Kota Bandung.
5. Renovasi dan benganti nama
Menjelang Konferensi Asia Afrika 1955, Pemerintah Indonesia melakukan perbaikan gedung bercat putih itu. Pada 7 April 1955, Presiden Soekarno mengganti nama gedung ini menjadi Gedung Merdeka. Setelah Konstituante Republik Indonesia terbentuk sebagai hasil dari pemilihan umum 1955, Gedung Merdeka difungsikan sebagai Gedung Konstituante dan MPRS.
6. Dikuasai intansi militer
Setelah pemberontakan G30S tahun 1965, Gedung Merdeka dikuasai oleh instansi militer Republik Indonesia. Setahun berselang, pemerintah pusat menyerahkan pengelolaan gedung kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat kemudian pelaksanaannya kepada Pemerintah Kota Bandung.
7. Museum Konferensi Asia Afrika
Bertepatan dengan puncak peringatan 25 tahun KAA, 24 April 1980, Presiden Soeharto meresmikan Gedung Merdeka sebagai Museum Konferensi Asia Afrika. Gedung bersejarah tersebut tidak berubah fungsi lagi, bahkan hingga saat ini.*
Foto: Dudi Sugandi
Bidik juga: